top of page
Logo Alien DC

Bandara Kaya Budaya: Menyusuri Keindahan Arsitektur El Tari Kupang Airport

  • Writer: domeiru fahramshed
    domeiru fahramshed
  • 2 days ago
  • 2 min read

Ketika arsitektur bertemu dengan budaya, terbangunlah  ruang yang bukan hanya fungsional, tetapi juga emosional. Inilah yang tercermin pada El Tari Kupang Airport, bandara kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kini menjelma menjadi simbol keramahan, keindahan, dan kekayaan budaya lokal. Desain arsitektural bandara ini bukan sekadar fasilitas transportasi udara, melainkan karya seni monumental yang memadukan kearifan lokal, aksen alam, dan makna adat istiadat NTT dalam satu harmoni visual yang memikat.



Konsep Desain: Budaya dan Alam dalam Satu Tarikan Napas


Mengusung pendekatan arsitektur kontekstual, El Tari Airport didesain untuk menjadi wajah pertama NTT yang menyambut setiap pengunjung dengan nuansa yang hangat dan otentik. Desainnya berorientasi pada keakraban terhadap alam dan identitas budaya lokal, menciptakan atmosfer yang alami, humanis, dan membumi.

Dari langkah pertama di lobi terminal, pengunjung langsung disambut suasana artistik yang kaya akan elemen-elemen khas NTT. Ruang-ruang interior dihiasi ornamen yang tak hanya estetis tetapi juga edukatif, memperkenalkan pengunjung pada beragam budaya dari Suku Sabu, Helong, Dawan, hingga Rote—semua diwakili melalui detail artistik yang dikurasi secara presisi.



Pakaian Adat Sebagai Ikon Visual


Salah satu daya tarik utama dari desain El Tari Airport adalah tampilnya busana adat NTT dalam berbagai bentuk visual, mulai dari patung instalatif, relief dinding, hingga mural kontemporer. Setiap suku—Sabu dengan kain Hinggi, Rote dengan ti’i langga (topi khas), Helong dengan motif tenun khas, dan Dawan dengan kain Tais—ditampilkan dengan paduan warna dan tekstur yang memikat, sekaligus mencerminkan keberagaman etnis yang menyatu dalam satu rumah besar bernama NTT.

Keunikan ini bukan hanya memperkaya estetika visual, tetapi juga menjadi alat diplomasi budaya, menghadirkan identitas masyarakat lokal kepada dunia.



Sasando sebagai Ruh Ruang Interior



Tidak lengkap membicarakan arsitektur NTT tanpa menyebut Sasando, alat musik petik tradisional asal Rote. Di El Tari Airport, Sasando tak hanya hadir sebagai instalasi, tapi juga menjadi inspirasi bentuk dari desain langit-langit, tiang-tiang penyangga, hingga elemen pencahayaan.

Simbol Sasando membawa pesan harmoni dan keindahan suara yang menggambarkan jiwa masyarakat NTT: hangat, ramah, dan penuh semangat hidup. Nuansa kayu dan rotan pada interior memberikan sentuhan alami yang sekaligus menegaskan komitmen bandara ini terhadap prinsip desain berkelanjutan.



Motif Kain Buna pada Fasad Bangunan


Dari luar, El Tari Airport menyapa pengunjung dengan fasad ikonik bermotif kain Buna, salah satu tenun khas NTT yang dikenal karena pola geometris dan warna-warna alami yang mencolok. Fasad ini menjadi penanda visual yang kuat, membedakan bandara ini dari bangunan modern pada umumnya, sekaligus memperkuat identitas lokal dalam skala arsitektur urban.

Motif Buna ini ditransformasikan dalam material fasad yang modern seperti panel logam berlubang (perforated metal) dan kaca patri, menciptakan efek cahaya dan bayangan yang dinamis sepanjang hari.



Bandara Sebagai Wajah Peradaban Lokal



El Tari Kupang Airport membuktikan bahwa arsitektur dapat menjadi jembatan antara modernitas dan tradisi, antara kebutuhan fungsional dan ekspresi kultural. Dengan mengangkat budaya lokal sebagai pusat desain, bandara ini tidak hanya menjadi ruang transit, tetapi juga ruang narasi yang hidup—menceritakan kisah masyarakat NTT melalui visual, ruang, dan suasana

Dengan mengedepankan kearifan lokal, ornamen budaya, dan filosofi alam, El Tari Kupang Airport layak menjadi contoh penerapan arsitektur berbasis budaya di Indonesia. Bandara ini bukan sekadar tempat berangkat dan pulang, tetapi gerbang pertama menuju pengalaman budaya yang autentik di Nusa Tenggara Timur.















Comments


© 2025 Alien Design Consultant, All Rights Reserved

bottom of page