top of page
Logo Alien DC

Menara Bank Jakarta: Visi Arsitektur Ikonik untuk Masa Depan Jakarta

  • Writer: Qeis Muhammad
    Qeis Muhammad
  • 1 day ago
  • 3 min read
ree

Menara Bank Jakarta dirancang sebagai sebuah ikon vertikal baru di jantung kawasan Sudirman Central Business District (SCBD)—sebuah kawasan dengan intensitas urban tertinggi di Jakarta.


Proyek ini merupakan proposal visioning yang kami ajukan sebagai salah satu peserta dalam proses beauty contest desain, menghadirkan gagasan arsitektur yang tidak hanya menjawab kebutuhan fungsional sebuah kantor pusat perbankan, tetapi juga menawarkan nilai simbolik, sosial, teknologi, dan keberlanjutan bagi kota.


Konsep Utama: Menjulang, Ikonik, dan Mengakar pada Jakarta

ree

Sejak awal, perancangan Menara Bank Jakarta diawali oleh satu pertanyaan mendasar: "bagaimana merancang sebuah menara yang pantas berdiri di Jakarta—bukan hanya secara visual, tetapi juga secara makna?"


Jawabannya dirumuskan dalam tiga prinsip utama:

  • Iconic & Contextual – tampil kuat dalam skyline SCBD, namun tetap menghormati konteks kota

  • Inclusive & Integrated – membuka diri terhadap publik dan terhubung dengan sistem kota

  • Green & Sustainable – dirancang sebagai bangunan masa depan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan


Gedung ini diproyeksikan sebagai simbol modern Jakarta—sebuah kota metropolitan yang terus bergerak maju, namun tetap berakar pada identitas dan nilai lokal.


Filosofi Bentuk: Lingga–Yoni dan Api Monas

ree

Secara filosofis, massa bangunan Menara Bank Jakarta mengadopsi konsep Lingga–Yoni, sebuah simbol keseimbangan antara elemen vertikal dan horizontal. Dalam komposisi arsitekturalnya, konsep ini diterjemahkan melalui relasi antara tower dan podium—menara yang menjulang sebagai simbol aspirasi dan kemajuan, serta podium yang membumi sebagai ruang sosial dan publik.


Inspirasi berikutnya datang dari Tugu Nasional, ikon utama Jakarta. Artikulasi massa di bagian atas menara mengambil metafora dari lidah api Monas, yang juga sejalan dengan elemen visual pada logo Bank Jakarta. Api ini dimaknai sebagai simbol semangat, kesinambungan, dan harapan masa depan—nilai yang diterjemahkan ke dalam ekspresi arsitektur kontemporer


Massing dan Orientasi: Respons Iklim dan Kota

ree

Menara Bank Jakarta kami rancang dengan ketinggian 61 lantai, angka yang merepresentasikan tahun berdirinya Bank Jakarta (1961). Secara urban, menara ini diproyeksikan menjadi salah satu landmark tertinggi di kawasan SCBD, memperkuat identitas skyline Jakarta.


Orientasi bangunan memanjang mengikuti arah barat laut–tenggara, sebagai respons terhadap lintasan matahari tahunan dan bentuk tapak yang linear di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman.


Pendekatan ini bertujuan untuk:

  • mengurangi beban panas matahari,

  • meningkatkan efisiensi energi,

  • sekaligus memperkuat hubungan visual bangunan dengan koridor utama kota


Arsitektur yang Terbuka dan Inklusif

ree

Berbeda dari tipologi gedung perkantoran konvensional, podium Menara Bank Jakarta dirancang terangkat (elevated), sehingga lantai dasar dapat difungsikan sebagai ruang publik terbuka yang luas dan mudah diakses.


Ruang-ruang ini terintegrasi langsung dengan:

  • Stasiun MRT Istora

  • Halte TransJakarta

  • JPO dan jalur pedestrian Sudirman


Salah satu elemen kunci adalah amphitheater berskala besar yang menghadap langsung ke Jalan Sudirman, memungkinkan aktivitas publik, budaya, dan komunitas berlangsung di jantung kawasan bisnis. Pendekatan ini menempatkan gedung bukan sebagai penghalang kota, melainkan sebagai simpul interaksi sosial.


Fasad dan Identitas Lokal

ree

Fasad podium mengadopsi bentuk fluid yang terinspirasi dari Cukin Betawi, elemen busana tradisional yang menjadi simbol keseharian masyarakat Jakarta. Motif ini diterjemahkan secara kontemporer melalui perforated panels, menciptakan permainan cahaya, bayangan, sekaligus identitas visual yang khas.


Pada tower, sistem high-performance façade diterapkan dengan spesifikasi teknis yang dirancang untuk efisiensi maksimal, termasuk:

  • pengendalian OTTV (Overall Thermal Transfer Value) yang rendah,

  • optimalisasi Window-to-Wall Ratio (Rasio Jendela-Dinding),

  • serta integrasi horizontal fins sebagai shading pasif.


Pendekatan ini memungkinkan penghematan energi hingga ±4,8 juta kWh per tahun, menjadikan gedung ini tidak hanya ikonik, tetapi juga efisien secara operasional


Teknologi, Keamanan, dan Ketahanan Bangunan

ree

Sebagai bangunan tinggi di kawasan seismik aktif, Menara Bank Jakarta dirancang dengan pendekatan performance-based seismic design, dilengkapi dengan:


  • refugee floors di beberapa level,

  • sistem tangga dan lift darurat,

  • jalur pemadam kebakaran dan assembly point yang terencana.


Sistem sirkulasi vertikal dibagi ke dalam beberapa zona (low, mid, high) untuk meningkatkan efisiensi pergerakan dan kenyamanan pengguna, termasuk panoramic elevators yang menghubungkan ruang-ruang publik seperti sky retail dan sky lounge secara langsung


Green Building dan Ruang Hijau Vertikal

ree

Konsep keberlanjutan diterapkan secara menyeluruh, mulai dari:


  • green balconies dan sky terraces,

  • pemanfaatan air daur ulang hingga lebih dari 80%,

  • integrasi ruang terbuka hijau di podium, rooftop, dan area antar massa bangunan.


Bangunan ini diproyeksikan sebagai representasi green urban vertical ecosystem, di mana ruang kerja, ruang publik, dan alam saling berkelindan dalam satu kesatuan arsitektur.


Sebuah Proposal untuk Kota Jakarta

ree

Menara Bank Jakarta, dalam konteks ini, merupakan proposal desain yang diajukan Alien Design Consultant sebagai salah satu peserta beauty contest. Meski belum terbangun, proyek ini mencerminkan cara berpikir kami terhadap masa depan arsitektur Jakarta: ikonik namun rendah hati, maju secara teknologi, terbuka bagi publik, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.


Lebih dari sekadar gedung tinggi, Menara Bank Jakarta kami bayangkan sebagai arsitektur yang berbicara tentang kota, masyarakat, dan masa depan bersama.

 
 
 

© 2025 Alien Design Consultant, All Rights Reserved

bottom of page