Peluncuran Desain Bandara Internasional Bali Utara: Harmoni Budaya dan Inovasi
- Qeis Muhammad
- 27 minutes ago
- 2 min read

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melalui RPJMN 2025–2029 resmi memasukkan pembangunan Bandara Internasional Bali Utara sebagai salah satu proyek prioritas nasional. Kabar ini disambut hangat oleh masyarakat dan tokoh-tokoh Bali, sekaligus menjadi momen penting untuk meratakan pembangunan antara Bali Selatan dan Bali Utara.

Sebagai tindak lanjut, desain Bandara Internasional Bali Utara usulan PT Bibu Panji Sakti yang selaras dengan visi presiden, telah diluncurkan dalam acara yang berlangsung di Kantor PT BIBU Panji Sakti, Kubutambahan, Buleleng.
Hadir dalam acara ini jajaran Komisaris dan Direksi PT BIBU Panji Sakti, jajaran Direksi Alien Design Consultant, Gubernur Bali Ke-7, Penglingsir Puri Sejebag Bali, para perbekel desa sekitar, serta figur seni dan budaya seperti Cornelia Agatha dan Sundari Sukotjo.
Konsep Arsitektur: Bedawang Nala

Desain bandara ini mengusung konsep “Bedawang Nala”, terinspirasi dari mitologi kura-kura kosmik Bali yang melambangkan harmoni dan perlindungan. Filosofi ini diwujudkan dalam bentuk arsitektur terminal yang organik, dengan lengkung menyerupai cangkang kura-kura, serta tata ruang yang mengadopsi nilai Tri Hita Karana; yaitu harmoni dengan Tuhan, manusia, dan alam.

Bandara ini tidak hanya dirancang sebagai pintu gerbang internasional, tetapi juga sebagai ARTPORT: ruang transit yang hidup dengan ruang publik, amphitheater, retail, hingga innercourt yang berfungsi sebagai “natah” modern.
Lokasi dan Kapasitas

Bandara Internasional Bali Utara direncanakan berlokasi di Kubutambahan, Buleleng, dengan kawasan pendukung berupa Aerocity dan masterplan aerotropolis.
Kapasitas: 24 juta penumpang internasional dan 6 juta penumpang domestik per tahun.
Fasilitas: 196 meja check-in internasional, 24 meja domestik, 32 boarding bridges, dan integrasi langsung dengan moda transportasi publik ramah lingkungan.

Sustainability dan Placemaking

Bandara Internasional Bali Utara dirancang untuk menjadi simbol pembangunan berkelanjutan. Integrasi transportasi publik, dukungan kendaraan listrik, serta ruang terbuka hijau di dalam dan sekitar terminal menjadi fokus utama. Desainnya juga memperkuat konsep placemaking: menghadirkan ruang-ruang yang tidak hanya fungsional, tetapi juga mencerminkan identitas Bali sebagai pintu gerbang budaya.
Masterplan, Massing, dan Konektivitas Multimoda

Secara tata massa, bandara dibagi menjadi dua bagian besar: Transit Hub dan Airport Terminal. Transit Hub menjadi pusat konektivitas dengan kereta, BRT, hingga drop-off ramah lingkungan. Sementara itu, Terminal menjadi jantung aktivitas penerbangan. Keduanya terhubung dalam satu kesatuan yang mengalir, menjadikan bandara ini bukan sekadar tempat transit, tapi juga pusat aktivitas ekonomi dan sosial bagi Bali Utara.
Konsep Interior & Pengalaman Penumpang

Interior terminal menyajikan pengalaman ruang yang nyaman dan penuh makna. Bentuk lengkung, pola cangkang kura-kura, serta material tropis menghadirkan suasana yang hangat.

Penumpang akan disambut oleh inner court yang hijau, area retail yang hidup, amphitheater untuk pertunjukan budaya, hingga ruang tunggu yang modern namun tetap membawa nuansa Bali. Sejak tiba, setiap perjalanan terasa seperti bagian dari cerita Bali
itu sendiri.
Identitas Bali untuk Dunia

Melalui desain ini, PT BIBU Panji Sakti dan Alien Design Consultant ingin menghadirkan wajah Bali yang berakar pada kearifan lokal namun siap menyongsong masa depan. Setiap elemen; dari ruang tunggu, baggage claim, hingga retail court, dirancang untuk menghadirkan pengalaman budaya Bali sejak pertama kali penumpang melangkah ke terminal.
Dengan masuknya proyek ini dalam RPJMN dan telah diluncurkannya desain usulan PT BIBU Panji Sakti, Bandara Internasional Bali Utara kini bergerak menuju tahap selanjutnya, membawa harapan baru bagi pertumbuhan Bali Utara.
Comments