top of page
Logo Alien DC

Arsitektur Bandara Sultan Hasanuddin Makassar: Merancang Ruang Perjalanan yang Lebih Nyaman

  • Writer: Qeis Muhammad
    Qeis Muhammad
  • Sep 16
  • 3 min read
ree

Di Alien Design Consultant, kami percaya bahwa bandara bukan hanya tempat naik dan turun pesawat. Ia adalah ruang transisi, tempat orang memulai dan mengakhiri perjalanan. Bandara juga bisa menjadi pengalaman tersendiri, sebuah ruang yang nyaman, ramah, dan memberi kesan mendalam.


Itulah semangat kami ketika merancang pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Sebagai bandara tersibuk ketiga di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura I, fasilitas ini diproyeksikan melayani hingga 21 juta penumpang per tahun. Tantangan kami adalah merancang terminal yang lebih luas, lebih efisien, sekaligus mampu membawa identitas Sulawesi Selatan dalam bahasa arsitektur modern.


Tata Ruang yang Efisien

ree

Terminal baru didesain dengan konsep multi-level untuk memisahkan fungsi utama:


  • Basement: area servis, utilitas, serta akses hotel.

  • Lantai 1: area kedatangan domestik dan internasional, baggage claim, dan akses komersial.

  • Mezzanine: area transit dan jembatan penghubung ke hotel.

  • Lantai 2: keberangkatan domestik dan internasional, boarding lounge, area imigrasi, dan ruang retail.

  • Lantai 3: area tambahan keberangkatan serta ruang servis.

  • Atap: skylight dengan desain minimalis yang tetap estetis, memberi cahaya alami ke ruang dalam.


Sirkulasi penumpang dirancang sesederhana mungkin: penumpang yang tiba dan berangkat tidak saling bertabrakan, jalur transit lebih singkat, dan koneksi ke gedung parkir terasa mulus dengan jembatan penghubung.


Ekspresi Arsitektur Modern yang Berakar pada Lokalitas

ree

Arsitektur bandara ini menggabungkan bentuk modern dengan interpretasi budaya Sulawesi Selatan. Beberapa elemen kunci:


  • Check-in Hall

    Area check-in menggunakan desain “check-in island” yang bentuknya menyerupai kapal Phinisi dengan ceiling berbentuk gelombang laut. Selain menjadi simbol kekuatan maritim masyarakat Bugis-Makassar, elemen ini juga memberi pengalaman ruang yang dinamis sejak langkah pertama.


  • Commercial Area Lantai 1

    Interior terinspirasi dari Bantimurung – The Kingdom of Butterfly. Pola ceiling menyerupai sarang kupu-kupu, menghadirkan suasana ringan dan penuh kehidupan.


  • Commercial Area Lantai 2

    Elemen karst Rammang-Rammang ditransformasikan menjadi pola tekstur dinding, lantai, hingga bentuk unit retail. Hasilnya adalah ruang belanja yang tidak sekadar fungsional, tapi juga menyimpan narasi tentang lanskap alam Sulawesi.


  • Boarding Lounge & Concourse

    Konsep warna dan material yang berani menghadirkan kesan modern. Furnitur, tanaman, hingga detail finishing dipadukan untuk menciptakan atmosfer yang segar, jauh dari kesan monoton biasanya di ruang tunggu bandara.


  • Area Internasional & Immigration Hall

    Elemen khas arsitektur Sulawesi Selatan diterjemahkan dalam bentuk dan detail kolom serta ceiling. Immigration hall, misalnya, didesain tidak terlalu formal dengan permainan pola flora dan fauna, menyajikan suasana yang ramah sekaligus resmi.


  • Toilet & Pay-Shower

    Dibuat dengan nuansa alami menggunakan material lokal berkualitas tinggi. Meski fungsi dasar, desainnya memenuhi standar bandara internasional, sekaligus menghadirkan kesan modern.


Lanskap yang Hidup dan Menyatu

ree

Rancangan lanskap di luar terminal bukan sekadar ruang hijau, tetapi juga perpanjangan dari narasi desain. Pola pathway dan taman mengambil inspirasi dari ombak laut dan kelopak bunga, yang disusun dengan estetika khas Sulawesi.


Arsitektur Hijau dan Efisiensi Energi

ree

Dari sisi teknis, bangunan ini memenuhi standar green building dengan pencapaian signifikan:


  • OTTV (Overall Thermal Transfer Value) sebesar 30,8 W/m², lebih rendah dari standar 35 W/m².

  • Sistem pendingin udara dengan chiller efficiency 0,55 kW/TR.

  • Light Power Density hanya 5,5 W/m² berkat penggunaan LED.

  • Konsumsi energi tahunan turun hingga 20,55% dibanding baseline standar SNI.


Desain atap dengan skylight juga berperan besar menghadirkan pencahayaan alami, mengurangi kebutuhan energi buatan, sekaligus memperkuat kualitas ruang dalam.


Menjadi Gerbang yang Memorable

ree

Dengan total luas lebih dari 166.000 m², kapasitas hingga ribuan penumpang setiap jam sibuk, dan integrasi fasilitas yang lebih manusiawi, Bandara Sultan Hasanuddin kini siap menjadi gerbang modern menuju Indonesia Timur.


Namun lebih dari itu, kami ingin setiap penumpang merasakan bahwa arsitektur bandara ini bercerita: tentang laut, kupu-kupu, karst, dan budaya Sulawesi. Sebuah narasi yang membuat perjalanan tak hanya efisien, tapi juga berkesan.

ree

Di Alien Design Consultant, kami merancang bukan hanya bangunan, tapi juga pengalaman. Dan di Bandara Sultan Hasanuddin, pengalaman itu dimulai sejak Anda melangkah ke dalam terminal.

Comments


© 2025 Alien Design Consultant, All Rights Reserved

bottom of page