Masjid UAE Aceh: Visi Arsitektur Spiritual sebagai Katalis Komunitas
- Qeis Muhammad
- 2 hours ago
- 3 min read

Masjid tidak hanya berfungsi sebagai ruang ibadah, tetapi juga sebagai pusat kehidupan sosial, budaya, dan spiritual masyarakat. Berangkat dari pemahaman tersebut, Alien Design Consultant merancang sebuah proposal visioning untuk Masjid UAE Aceh, sebuah proyek masjid berskala besar yang dirancang sebagai landmark religius sekaligus katalis komunitas di Provinsi Aceh.
Proyek ini dirancang pada lahan seluas ±30.000 m² dan diposisikan sebagai bagian dari kawasan edukasi yang berlokasi di lingkungan kampus UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Sejak awal, desain masjid ini dimaksudkan untuk menjawab konteks Aceh sebagai Serambi Mekkah, wilayah dengan akar Islam yang kuat dan tradisi religius yang mengakar dalam kehidupan masyarakatnya.
Inspirasi Global, Konteks Lokal

Masjid UAE Aceh terinspirasi dari Sheikh Zayed Grand Mosque, salah satu ikon arsitektur Islam dunia yang melambangkan persahabatan dan nilai persatuan. Namun, alih-alih sekadar meniru, pendekatan desain Alien DC menerjemahkan karakter arsitektur Timur Tengah tersebut ke dalam konteks iklim, budaya, dan tata kota Aceh.
Bahasa arsitektur yang digunakan menampilkan elemen khas Islam seperti kubah, minaret, lengkung (arc), dan komposisi simetris, dengan dominasi warna putih gading dan aksen keemasan yang menghadirkan kesan sakral, tenang, dan agung. Seluruh elemen tersebut disusun secara proporsional agar tetap terasa relevan dengan lingkungan sekitarnya.
Konsep Desain: Spiritualitas, Manusia, dan Alam

Inti dari konsep Masjid UAE Aceh berangkat dari filosofi Habluminallah, Habluminannas, dan Habluminal ‘Alam—hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Habluminallah direpresentasikan melalui elemen vertikal seperti kubah dan menara, yang menjadi simbol keterhubungan spiritual.
Habluminannas diwujudkan dalam massa horizontal berupa plaza, koridor, dan ruang-ruang komunal yang mendorong interaksi sosial dan kegiatan keumatan.
Habluminal ‘Alam hadir melalui lanskap hijau dan elemen air (waterscape) yang menciptakan suasana sejuk, reflektif, dan menenangkan.
Ketiga aspek ini dirangkai dalam satu kesatuan komposisi arsitektur yang seimbang antara sakralitas dan keterbukaan.
Tata Massa, Sirkulasi, dan Orientasi Kiblat

Desain masjid ini disusun dengan menjadikan arah kiblat sebagai sumbu utama perancangan. Selain itu, sumbu tapak yang terbentuk dari akses jalan dan bundaran sekitar dimanfaatkan untuk membentuk zoning kawasan yang jelas dan terstruktur.
Zona masjid ditempatkan di area tengah tapak, dikelilingi oleh dinding luar yang menciptakan ruang transisi berupa courtyard dan area hijau. Area publik ditempatkan dekat jalan utama, sementara zona privat dan servis diatur untuk menjaga kenyamanan dan keteraturan.
Sistem sirkulasi dirancang terpisah dan jelas, mencakup:
sirkulasi kendaraan dan drop-off,
pemisahan akses jamaah ikhwan dan akhwat,
jalur yang dirancang untuk mendukung kelancaran aktivitas ibadah dalam skala besar.
Ruang Ibadah yang Fleksibel dan Inklusif

Masjid UAE Aceh dirancang untuk menampung lebih dari 5.000 jamaah, yang tersebar pada:
ruang shalat utama (indoor),
inner courtyard,
plaza terbuka sebagai ekstensi ruang ibadah.
Pendekatan modular dan geometris digunakan untuk memastikan fleksibilitas ruang, efisiensi struktur, serta kemudahan adaptasi untuk berbagai kegiatan keagamaan dan sosial, termasuk shalat hari raya dan agenda umat berskala besar.
Lanskap sebagai Oasis Spiritual

Lanskap menjadi elemen penting dalam desain ini. Area hijau yang luas dipadukan dengan pohon-pohon khas Timur Tengah seperti palem dan kurma, serta kolam reflektif yang memperkuat kesan oasis. Selain meningkatkan kualitas visual, lanskap juga berfungsi sebagai ruang teduh, area transisi, dan perpanjangan ruang ibadah luar.
Pendekatan ini menegaskan masjid bukan hanya sebagai bangunan, tetapi sebagai ruang pengalaman spiritual yang menyeluruh.
Sebuah Visi, Menuju Masa Depan

Masjid UAE Aceh merupakan proposal visioning yang merepresentasikan cara Alien Design Consultant memandang arsitektur religius: kontekstual, bermakna, dan berorientasi pada masa depan. Proyek ini dirancang bukan hanya untuk menjawab kebutuhan hari ini, tetapi juga sebagai warisan arsitektur yang relevan bagi generasi mendatang.
Melalui pendekatan desain yang menyatukan nilai Islam, konteks lokal Aceh, dan inspirasi global, Masjid UAE Aceh diharapkan dapat menjadi simbol persatuan, spiritualitas, dan peradaban.



Comments