Arsitektur Hotel di Ubud Bali: Merangkai Harmoni Alam dan Arsitektur

Di Ubud, Bali, ada sebuah lahan dengan kontur naik-turun yang ekstrem, penuh pepohonan kelapa, durian, hingga nangka. Dari sini, lahirlah sebuah gagasan: bagaimana jika sebuah hotel tidak sekadar berdiri di atas tanah, tetapi tumbuh bersama alamnya?

Memulai dari Lansekap

Lahan seluas ±7.800 m² ini berada di ketinggian 225–266 mdpl, dengan perbedaan kontur hingga 41 meter. Bagi sebagian orang, kondisi ini mungkin tantangan. Tapi bagi kami, ini adalah peluang. Topografi yang alami justru menjadi fondasi desain, mengarahkan pandangan ke utara, menuju sungai dan hutan, tempat pemandangan khas Bali bersemayam.

Filosofi Anggrek dan Bumi

Desain hotel ini lahir dari dua inspirasi besar: anggrek dan bumi.

• Anggrek; simbol keindahan dan keanggunan, mewakili bagian depan bangunan yang menyambut tamu dengan rasa elegan.

• Bumi; simbol kekuatan dan keberlanjutan, mewakili bagian belakang yang menempel kokoh pada tanah, sekaligus menyatu dengan alam sekitar.

Dua elemen ini dipertemukan dalam konsep keseimbangan, seperti Yin dan Yang: modernitas bertemu tradisi, kemewahan berpadu dengan kesederhanaan, keindahan berjalan beriringan dengan fungsi.

Menyusuri Ruang dengan Cerita

Ruang-ruang di hotel ini dirancang mengikuti alur alam. Area publik seperti lobi, restoran, hingga lounge; diletakkan di titik tertinggi, memberi akses mudah sekaligus panorama yang memikat. Semakin ke bawah, ruang-ruang bergeser ke arah semi-publik, lalu privat, hingga tiba di area vila yang tersembunyi di lereng, memberi privasi dan kedekatan dengan hutan.

Setiap jalur pejalan kaki, tangga, hingga incline elevator bukan hanya sarana berpindah, tetapi bagian dari pengalaman menyusuri lanskap. Koridor dibuka ke arah sungai, memungkinkan cahaya alami masuk, sementara di ujungnya terbentang sky deck, tempat tamu berhenti, menghirup udara, dan meresapi suasana.

Fasad yang Jujur

Wajah bangunan tidak dibuat mewah berlebihan. Ia hadir dengan bata merah dan material lokal, berpadu dengan garis modern yang terinspirasi anggrek. Penataan massa mengikuti kontur, membentuk teras-teras alami yang seolah tumbuh dari tanah. Dari jauh, bangunan tampak bukan menutupi alam, melainkan menjadi bagian darinya.

Ruang yang Memberi Pengalaman

Total ada 102 unit, dari kamar tipe studio, suite, hingga vila pribadi dengan kolam renang. Tapi di balik angka itu, ada sesuatu yang lebih penting: pengalaman. Setiap unit diberi balkon, jendela lebar, dan hubungan visual dengan lanskap. Restoran menghadap ke lembah, spa dirancang sebagai tempat sunyi untuk pemulihan, dan infinity pool seolah menyatu dengan cakrawala.

Menghidupkan Bali dengan Arsitektur

Proyek ini bukan sekadar hotel. Ia adalah cara lain untuk menceritakan Bali, bukan hanya lewat tari, musik, atau tradisi, tapi lewat ruang yang dirasakan sehari-hari. Ruang yang sederhana, jujur, namun penuh perhatian pada detail.

Di sini, arsitektur tidak berdiri sendiri. Ia merangkul alam, budaya, dan manusia. Membuat siapa pun yang datang bukan hanya menginap, tapi benar-benar tinggal sejenak dalam harmoni.