Arsitektur Masjid Al-Hidayah Bintaro: Tempat Ibadah yang Terasa Seperti Rumah
- Qeis Muhammad
- 1 day ago
- 2 min read

Di sebuah sudut tenang di kawasan Bintaro, berdirilah Masjid Al-Hidayah—bukan hanya sebagai tempat beribadah, tetapi sebagai tempat pulang. Tempat di mana orang-orang bisa datang, duduk, merenung, berbincang, dan merasa diterima.
Dirancang ulang oleh Alien Design Consultant, masjid ini hadir sebagai wujud baru dari masjid masa kini—yang tetap sakral, tapi tidak kaku. Yang terasa sederhana, tapi penuh makna. Yang dekat dengan nilai spiritual, tapi juga ramah pada kehidupan sehari-hari.
Dimulai dari tapak yang hidup

Masjid ini berada di lingkungan permukiman yang padat namun asri. Di sekitarnya ada jalan-jalan kecil yang ramai oleh aktivitas warga. Karenanya, masjid ini dirancang tidak hanya untuk berfungsi secara spiritual, tetapi juga sosial.

Area depannya dirancang terbuka—dengan taman kecil, tempat duduk santai, hingga café mungil di teras masjid. Ruang-ruang ini mengundang orang untuk berhenti sejenak. Karena terkadang, niat untuk beribadah bisa lahir dari hal-hal sederhana—seperti menyesap kopi di bawah pohon, atau menemani anak bermain di playground kecil.
Arsitektur yang mengalir dan menyatu

Desain Masjid Al-Hidayah berangkat dari satu ide kunci: fluidity—mengalir.
Bentuk bangunannya tidak dibuat kaku. Justru mengalun lembut, seolah mengajak kita untuk masuk dengan tenang. Fasadnya terbuka, dengan pola sirkulasi udara dan cahaya alami yang memperkuat rasa damai saat berada di dalam.

Di siang hari, sinar matahari masuk melalui kisi-kisi berpola arabesque yang cantik. Bukan hanya sebagai ornamen, tapi juga sebagai penyaring cahaya yang menenangkan.
Ruang sholat utama terbentang luas, dengan tambahan balkon di lantai atas yang memberikan pengalaman ibadah dari ketinggian. Jumlah total kapasitas ruang dalamnya mencapai ±410 jamaah, termasuk area indoor dan semi-outdoor.
Fungsi yang saling terhubung

Masjid ini juga dilengkapi dengan bangunan penunjang—berisi ruang sekretariat, ruang inap imam dan marbot, toilet, serta ruang arsip. Bangunan ini terhubung langsung ke area utama lewat jembatan penghubung, memudahkan aktivitas pengurus masjid tanpa mengganggu area ibadah.

Di lantai bawah, ada area wudhu yang nyaman dan cukup luas, lengkap dengan tempat penitipan barang, rak sepatu ikhwan dan akhwat, serta loker untuk menjaga barang pribadi.
Dan karena desain yang baik adalah yang bisa dirawat dengan mudah, akses tangga servis ke atap dan fasad pun disediakan agar pemeliharaan bisa dilakukan tanpa gangguan berarti.
Ruang ibadah yang terasa seperti rumah

Lebih dari sekadar tempat sujud, Masjid Al-Hidayah ingin menjadi tempat untuk bertemu dan kembali. Tempat di mana nilai-nilai Islam tidak hanya terasa dalam ritual, tapi juga dalam suasana. Suasana yang hangat, mengundang, dan penuh ketenangan.
Arsitektur di sini bukan untuk dilihat saja. Tapi untuk dirasakan—melalui langkah kaki yang tenang, embusan angin yang lembut, dan cahaya yang mengajak kita merenung.
Karena mungkin, rumah spiritual terbaik… adalah yang membuatmu betah duduk lama tanpa merasa terburu-buru.
Masjid Al-Hidayah, Bintaro – Tangerang Selatan
Dirancang oleh Alien Design Consultant