top of page
Logo Alien DC

Fasad sebagai Identitas: Klinik Tivaza dan Interpretasi Baru Rumah Jengki

  • Writer: domeiru fahramshed
    domeiru fahramshed
  • 6 days ago
  • 2 min read
ree

Di setiap kota, selalu ada bangunan yang bukan hanya sekadar ruang, tetapi wajah. Fasad adalah bahasa pertama yang menyapa mata, sebelum langkah masuk ke dalam. Klinik Tivaza di Kebayoran Baru memilih bahasa yang jujur sekaligus berani: atap rumah jengki yang diinterpretasi ulang, dibalut modern minimalis, lalu dirajut dengan semangat kota taman.


Rumah Jengki: Warisan Tropis yang Unik


ree

Rumah jengki lahir dari semangat kemerdekaan, berkembang di era 1950–1960. Atapnya miring, sering kali tidak simetris, menjadi simbol keberanian arsitektur muda Indonesia yang ingin lepas dari bayang kolonial. Bentuk ini bukan sekadar estetika, tetapi jawaban tropis: hujan deras, panas terik, dan sirkulasi udara yang harus lega.


Di Kebayoran Baru, rumah jengki menjadi tanda zaman. Bagai sebuah tanda tangan, ia menandai peralihan Jakarta menuju kota modern pasca perang. Klinik Tivaza mengambil inspirasi ini, bukan untuk nostalgia, tetapi sebagai cara merawat identitas arsitektur yang nyaris terlupakan.


Klinik Tivaza: Membaca Ulang Identitas


Di Jalan Panglima Polim, Tivaza hadir sebagai klinik kesehatan. Namun dari luar, ia ingin lebih dari sekadar fungsi medis. Fasadnya menyapa publik dengan interpretasi baru atap jengki: garis miring tegas, proporsi yang terukur, material modern yang sederhana.


Interpretasi ini membuat bangunan tampil berbeda. Tidak jatuh ke replika, tapi juga tidak memutus akar. Inilah seni membaca ulang warisan: memberi ruang bagi kenangan, sambil memberi napas pada zaman sekarang.


Filosofi Desain Fasad


Ada tiga benang merah yang menjahit fasad Tivaza:


ree

  1. Identitas Tropis 


    Atap jengki menjadi elemen simbolik, sekaligus kontekstual. Ia bukan sekadar bentuk, tapi solusi iklim. Dengan kemiringan dan bukaan cahaya yang tepat, fasad membawa terang alami sekaligus teduh bagi pengguna.


ree

  1. Kota Taman


Kebayoran Baru sejak awal dirancang sebagai kota taman, dengan ruang hijau yang mengikat kawasan. Tivaza merespons dengan permainan elemen natural: vegetasi, pantulan air, dan visual hijau yang menyusup ke dalam fasad. Ruang luar dan ruang dalam terasa saling merangkul.


ree

  1. Minimalisme Modern


Klinik membutuhkan bahasa yang bersih, jelas, dan efisien. Di sinilah fasad Tivaza menggabungkan garis jengki dengan material sederhana: kaca low-emission, panel metal, dan bidang putih. Tidak berlebihan, tetapi tegas dan jernih.


Interpretasi Baru: Dari Heritage ke Inovasi


Pertanyaannya: mengapa interpretasi ulang penting? Jawabannya sederhana. Identitas arsitektur hanya hidup jika diteruskan, bukan dibekukan. Rumah jengki bukan untuk dimuseumkan, tetapi untuk dibaca ulang. Klinik Tivaza adalah salah satu jawabannya—menunjukkan bahwa warisan bisa hidup berdampingan dengan teknologi dan kebutuhan kontemporer.


Di sini, fasad berperan sebagai narasi visual. Ia berbicara kepada publik: “Kami bagian dari sejarah Kebayoran, tapi juga bagian dari masa depan Jakarta.”


ree

Klinik Tivaza membuktikan, sebuah klinik bisa menjadi lebih dari fungsi medis. Ia bisa menjadi cerita kota, pertemuan antara warisan tropis dan bahasa modern.


Fasadnya adalah identitas: jujur, berani, dan relevan. Seperti rumah jengki dulu yang menandai era baru arsitektur Indonesia, Tivaza hari ini menandai wajah baru Kebayoran.


Karena pada akhirnya, arsitektur yang baik selalu punya suara. Dan fasad Tivaza adalah suara yang berkata: “Warisan itu hidup, jika kita mau memberi bentuk baru pada ingatan.”



Comments


© 2025 Alien Design Consultant, All Rights Reserved

bottom of page