Merancang Arsitektur Fasad Hotel Sebagai Daya Tarik Investasi
- domeiru fahramshed
- Aug 5
- 3 min read
Studi Kasus dari Hotel Tunisia, Hotel di Bali, dan Samaview Batu Malang
Dalam industri hospitality, desain fasad hotel bukan sekadar “wajah” bangunan. Lebih dari itu, ia menjadi pernyataan arsitektural yang strategis dan menarik perhatian, membangun citra brand, hingga meningkatkan nilai investasi properti secara signifikan.
Fasad hotel yang dirancang dengan cermat bukan hanya menyenangkan secara visual, tetapi juga mampu mengkomunikasikan kualitas, pengalaman, dan identitas unik yang ditawarkan hotel tersebut.
Artikel ini mengulas bagaimana tiga proyek hotel Carthage Tunisia, Hotel Ubud, dan Samaview Residence Batu memanfaatkan fasad sebagai elemen strategis dalam menciptakan diferensiasi dan daya tarik investasi di pasar premium.
1. Tunisia Hotel: Simetri, Material Alami, dan Adaptasi Budaya Lokal
Proyek hotel karya Alien Design Consultant di Amilcar Beach, Tunisia, menampilkan pendekatan fasad yang modern namun tetap berakar pada budaya lokal. Desain fasadnya mengandalkan komposisi simetris dan segmented pattern, memberikan kesan futuristik namun tetap harmonis.
Penggunaan material dengan tone earthy dan warna putih menjadi penghubung antara bangunan dengan alam sekitarnya langit, pasir, dan laut Mediterania.
Daya tarik utama dari fasad hotel ini terletak pada kemampuannya menciptakan kesan eksklusif tanpa meninggalkan nuansa lokal Tunisia. Balkon-balkon yang didesain menghadap langsung ke laut, dilengkapi dengan glass railing, menjadikan pengalaman visual sebagai nilai jual utama.
Dari sisi investasi, pendekatan ini tidak hanya menambah daya tarik wisatawan, tetapi juga memperkuat posisi properti sebagai aset premium dalam sektor hospitality Afrika Utara.
2. Hotel Ubud Bali: Terracing Silhouette dan Fasad yang Menyatu dengan Alam
Di tengah kontur alam Ubud yang ekstrem, Marriott Ubud hadir dengan fasad yang mengambil inspirasi dari sistem terasering subak. Bangunan didesain oleh Alien Design Consultant dengan mengikuti kontur tanah, menghasilkan siluet horizontal yang dinamis dan membumi. Material lokal seperti kayu dan batu alam digunakan secara dominan, menjadikan bangunan terlihat alami, seolah menjadi bagian dari lanskap tropis Bali.
Konsep "embracing nature and culture" sangat terasa dari cara fasad dibentuk: setiap unit memiliki balkon hijau, elemen air gemericik dari mata air alami, dan pemanfaatan bayangan serta pencahayaan alami yang dramatis.
Dari perspektif bisnis, pendekatan ini menyasar segmen wisatawan spiritual dan pecinta alam segmen dengan tingkat pengeluaran tinggi. Hasilnya, hotel ini tidak hanya memiliki occupancy rate yang tinggi, tetapi juga menjadi magnet bagi investor properti kelas atas yang mencari proyek dengan nilai estetika dan keberlanjutan tinggi.
3. Samaview Batu: Fasad Dinamis, Lokalitas Jawa, dan Integrasi Fungsi
Berbeda dengan dua proyek sebelumnya, proyek Alien DC yaitu Samaview Residence di Batu, Jawa Timur, menggabungkan fungsi mixed-use apartemen, hotel, dan fasilitas publik. Fasad bangunannya menampilkan inspirasi dari arsitektur Joglo, dengan pendekatan programatik: massa depan bersifat publik (pendopo), tengah semi-publik (pringgitan), dan dalam privat (dalem).
Fasad di proyek ini mengusung bentuk lengkungan dinamis yang menciptakan gestur menyambut pengunjung, sekaligus membuka view maksimal ke arah pegunungan Arjuno dan Kawi. Dua opsi fasad ditawarkan satu berorientasi pada kesatuan visual secara makro, dan satu lagi mengeksplorasi permainan unit secara mikro. Keduanya menciptakan kesan modern dengan nuansa tradisional yang kuat, sangat cocok untuk target pasar domestik premium maupun ekspatriat yang ingin tinggal di kawasan wisata alam.
Dari sudut pandang investor, pendekatan ini menciptakan nilai kompetitif tinggi karena mampu menjangkau berbagai tipe pengguna penghuni apartemen, tamu hotel, hingga pelaku bisnis retail dalam satu kawasan yang terpadu secara arsitektural dan fungsi.
Fasad sebagai Strategi Bisnis dan Diferensiasi Investasi
Ketiga proyek hotel yang dikaji menunjukkan bahwa desain fasad bukan hanya tentang keindahan. Ia adalah alat komunikasi visual yang efektif, memperkuat positioning hotel di mata pengunjung dan investor. Baik melalui adaptasi budaya lokal seperti di Tunisia dan Batu, atau melalui integrasi lanskap alami seperti di Ubud, fasad menjadi elemen utama dalam membangun narasi, menciptakan pengalaman, dan menaikkan valuasi properti.
Bagi arsitek profesional dan pemilik bisnis di sektor hospitality, desain fasad kini tidak bisa lagi dipisahkan dari strategi branding dan investasi. Semakin kuat identitas visual yang dibangun melalui fasad, semakin tinggi daya saing dan nilai jangka panjang dari sebuah hotel. Inilah saatnya memperlakukan fasad bukan sekadar kulit bangunan, tetapi sebagai aset investasi strategis.





















Comments